Miss Lonely- The Beginning
Finally I can take breath even though only for a while. Hufht... Hay guys, akhirnya saya kembali.. hihihi.. #serasaadayangnungguin maaf ya gua baru update lagi karena tugas lagi numpuk nih :( Oh ya kali ini gua mau buat cerpen aja judulnya Miss Lonely. Cekidot..
Kalau kalian kira jadi anak perempuan itu menyenangkan kita bisa tukar posisi gak? Gua pengen banget ngerasain hal itu karena bagi gua jadi anak perempuan itu gak enak banget. Tiap sebulan sekali harus melayani tamu ah gmu yang gak tahu diri dimana gak diundang tapi selalu datang dan tiap bulan lagi. Belum lagi dua gundukan di dada yang harus lu jaga gak bisa menendang bolag pake dada seperti anak-anak cowo lainya. Harus pandai merawat diri, memasak dan beberes kalau gak bisa berarti lu perempuan jadi-jadian. Ih.. Dan yang paling menyakitkan adalah saat lu membawa sebuah nyawa di dalam perut lu selama 9 bulan yang lu sendiri gak tahu rupanya kaya gimana bisa aja kan ternyata bukan manusia tapi emas, perak, intan, permata. HAHAHAAH ngarep.com oke back to the story dan setelah itu lu harus berjuang antara hidup dan mati untuk dua nyawa yaitu elu dan bayi itu. Belum lagi setelah itu badan lu yang tadinya kurus bisa melar karena baru melahirkan dan elu harus berjuang mati-matian buat ngurusin badan lu. Gak enak kan jadi perempuan.. Karena itulah gua merasa gak suka menjadi perempuan. KENAPA? Karena alasan yang tadi? Jawabanya, BUKAN SAMA SEKALI tapi karena ini dia ceritaku...
5 Tahun yang lalu,
saat gua masih duduk di bangku SMA gua hidup gua baik-baik aja sampe satu saat hidup gua berubah karena mereka. SIAPA? Jelaslah mereka yang sirik sama gua, gak suka sama gua karena apa? Karena mereka gak bisa dan gak akan pernah bisa menjadi gua. Karena Tuhan sudah menciptakan kita berbeda-beda supaya bisa saling melengkapi.
Gua itu gak jelek-jelek amat bisa di golong cantik lah. Bodoh juga enggak tuh secara gua selalu masuk sepuluh besar, lima besar juga malah pas UN SMP kemaren gua masuk tiga besar se-angkatan. Keluarga gua juga gak miskin-miskin amat dan gak kaya-kaya amat ya in the middle lah dan kami bahagia. Sampe suatu ketika saat gua mulai memasuki awal sekolah di SMA mimpi buruk itu datang.
Masih segar dalam ingatan ku di saat matahari dengan senang menanpakan wajahnya seorang pria datang kepadaku. Dia adalah salah satu panita MOS di sekolahh ini dan juga MOST WANTED GUY. "Hay Alika" sapanya padaku di depan ratusan mata yang memandang kami tidak terkecuali guru-guru dan beberapa bagian dari yayasan.
"Hai kak.." kataku sambil mencoba mengingat namanya.
"Adi" sambungnya sambil mengulurkan tanganya. Sebagai anak yang baik ku sambut uluran tangananya sambil tersenyum ramah.
"Gua mau ngomong sama lu boleh gak?" aku hanya mengagukan kepala ku. "Kamu mau ikut ekskul apa nanti? Mau ikut basket gak or cheerleader?" tanya nya dengan gaya senyum merek pasta gigi terkenal. Untung gua belum baper kalau enggak pasti sakit tuh.
"Enggak tahu, Kak. Aku masih mau liat-liat dulu. Makasih yah atas tawaranya" jawab ku sambil berlalu meninggalkan nya.
"Gila lu, Alika di samperin sama Ka Aldi. Cie.. cie... yang baru aja di ajak ngobrol sama Ka Aldi cie" cerocos Anna teman baru ku di sekolah ini. Kebetulan kami satu kelas disini.
"Apaan sih lu, Na. Orang dia cuman nawarin club dia supaya ada yang datang kok. Ini normal kali supaya clubnya rame. Norak lu" kata ku bt karena diceng-cengin gak jelas sama Anna.
"Normal dari mana si Ka, lu gak liat apa dari tadi Ka Adi ngelitin elu melulu padahal elu udah pergi dari hadapanya dan satu lagi dia tuh dari tadi diem doang di bangku itu pas ada lu baru lah dia ngomong. Apa coba namanya kalau buka ada rasa. Cie.. cie... ehm.." cecar Anna. Makin lama omonganya makin ngawur nih anak mending iyain aja lah supaya kelar.
"Terserah lu deh, Na. Gua mah apa aja yang buat lu senang" kata ku sambil berlalu pergi dari hadapnya.
Dan sejak peristiwa tragis itu hidup ku berubah layaknya artis dadakan. Punya penggemar dan juga punya haters. Apa pun yang gua buat selalu jadi sorotan semua orang disini tidak terkecuali staff. Dan Ka Adi dia biasa-biasa aja dengan kejadian itu. Malah makin panyak fans-fans nya yang mecari-cari perhatian. Iyuh. Aku lebih baik menghindar untuk mencegah gossip gak enak dengernya.
Mau bukti? Ya kaya gini nih. Pagi ini diatas meja ku sudah ada coklat dan mawar merah tanpa nama. Satu kelas langsung histeris apalagi cewe-cewe nya. Ada yang langsung ambil foto dan banyak juga yang mencibir dengan alasan belum tentu juga Ka Adi yang kasih or di bilang lebay lah, sok-sokan diem lah, pura-pura cueklah. Kesel aku kasih itu bunga dan coklat ke Anna supaya mereka semua diam dan dengan senang hati Anna menerimanya.
Gak mau gr aku biasa saja saat tidak sengaja berjumpa dengan Ka Adi di library. "Alika" aku pun menoleh ke arahnya saat mendengar orang memanggil namaku. "Gimana enak gak?" tanyanya. Untung aku gak bego-bego banget sehingga aku mengerti maksudnya. Aku hanya terseyum dan berlalu dari hadapanya tapi Ka Adi malah mengejarku hingga tanpa ku sadari kami sudah tidak berada di rak-rak buku lagi sehingga kami menjadi tontonan FTV gratis bagi orang-orang yang lapar akan kisah kami.
"Apaan sih Kak? Ini library tahu" kataku jutek.
"Abis kalau enggak diginiin kamu gak bakalan ngomong sama aku, Alika" Ka Adi masih saja terseyum. Gak risih apa diliat orang banyak.
"Aku lapar kak. Duluan ya" aku berlalu pergi dengan muka tembok tapi Ka Adi masih memegang tangan ku sehingga aku tidak bisa pergi. "Kak" panggil ku supaya melepaskan tangan nya dari tangan ku.
"Aku bakal lepasin kalau kita udah ngomong" jawab nya santai.
"Ini dari tadi juga ngomong kali, Kak" kata ku jutek.
"Aku mau lebih dari ini. Ayo kita ke kantin" tanpa menuggu persetujuan ku, dia sudah menarik ku pergi menuju kantin. Beruntung aku sudah registrasi untuk pinjam buku dulu kalau tidak bisa malu aku dikira bawa buku tanpa registrasi sehingga menimbulkan sensor yang sedang tidur lelap.
"Kamu mau makan apa?" tanyanya saat kami sudah berada di kantin. Yih, aku aja gak sadar ckckck cepet juga ya.
"Gak usah, Kak. Kakak mau ngomong apa?" aku langsung to the point aja secara udah banyak yang ngeliatin.
"Tadi katanya lapar" goda Ka Adi. "Ya udah kalau gak mau. Bu saya pesen siomay satu, pempek satu, roti bakar coklat keju satu, jus jeruk satu sama air putih satu" pesen Ka Adi kepada ibu kantin.
"Terus?" tanyaku jutek saat Ka Adi masih melihatku dengan senyuman manisnya tanpa dosa.
"Aku belum makan. Nanti aja pas udah selesai kita ngobrol" jawab Ka Adi santai. Karena dongkol aku berusah untuk pergi tapi Ka Adi langsung menahan tanganku bersamaan dengan datangnya pesanan dari Ka Adi.
"Makasih ya, Bu" kata Ka Adi sopan pada ibu kantin. "Ini buat kamu" Ka Adi menyodorkan siomay dan pempek padaku. "Tadinya mau air putih aja tapi aku gak tega. Aku tahu kamu suka ini dan kamu belum sarapan kan? Abisin gih semuanya aku ngeliatin kamu aja" aku cengo mendengar kata-kata dari Ka Adi. Menunggu penjelasan lebih lanjut tapi Ka Adi hanya memberikan aku senyuman itu. Akhirnya Ka Adi mengambil satu sendok siomay dan menyuap kan nya kepada ku dengan bodohnya ku terima. Bodoh banget sih lu Alika, batinku. Aku segera merampas sendok dari tangan Ka Adi saat kesadaran ku sudah kembali. Liatkan Alika lu jadi tontonan FTV gratis lagi, sial batin ini suka sekali meledek diriku. Ka Adi hanya terseyum melihat diriku yang salah tingkah.
"Sekarang kakak mau ngomong apa?"tanya ku bt saat siomay sudah mau habis.
"Makan dulu sampai selesai baru kita ngobrol" jawaban Ka Adi membuatku tambah dongkol. Aku berusaha untuk menyelesaikan makanan ku tapi apa daya saat aku selesai bel malah berbunyi. Sial!!
"Yah, udah bel" Ka Adi pura-pura sedih. "Padahal aku mau ngomong sama kamu. Ya udah kita ketemu setelah pulang sekolah ya Alika. Bye" What?? Ka Adi ini ngerjain aku ya?? Dia langsung pergi saat bel berbunyi ninggalin aku sendirian dan tunggu, siapa yang bayar untuk makan ini semua. Awas ya Ka Adi nanti aku bales!!!
Segini dulu ya. Hehehe ini cerbung deng bukan cerpen hihihi.. happy weekend guys :)
Komentar
Posting Komentar