Miss Lonely - Graduation

Cuplikan cerbung sebelumnya :

Aku sedang menunggu kendaraan umum di depan sekolah, sebuah mobil mewah berhenti di samping ku. ....Ka Adi sedang mengemudi mobil mewah itu. Aku segera pergi sesaat sebelum Ka Adi keluar dari mobil dan mengejarku. Beruntung tidak jauh dari depan sekolah ada jembatan busway.

...kartu busway dari Ana berguna buat ku sehingga aku bisa melarikan diri dari Ka Adi. Kulihat dari jendela mobil Ka Adi berusaha mengikuti busway ini. Dia bahkan tidak segan-segan untuk masuk ke dalam jalur busway bila tidak ada polisi di ujung jalan. .....Aku turun dari jembatan ada taksi kosong karena penumpangnya sudah turun. 

"Na, abis ini lu kemana?" tanya ku pada Ana disela makan siang kami.

"Gua ada kelas Korea, Ka. Lu mau ikutan juga gak supaya kita bisa ambil privat kelas aja" ajak Ana pada ku.

"Emang buat apa lu ambil tuh kelas?" bukanya mejawab pertanyaan Ana aku malah bertanya balik.

"Karena gua mau kuliah disana, Ka" katanya antusias. "Menurut gua, pendidikan mereka tuh bagus banget. Lu liat aja sekarang bukan hanya orang Asia yang suka K-POP orang-orang barat juga tuh. Terus oplas dari Korea lebih terkenal dari pada negara-negara lain seperti Jepang dan Thailand. Jadinya gua pengen belajar disana, Ka abis itu ilmunya gua apply ke sini deh" sambung Ana semangat.

"Oh gua kira karena drakor makanya lu mau belajar bahasa Korea" sindir ku pada Ana. Secara banyak orang pengen belajar or visit Korea karena mereka sudah di brain wash dengan drama-drama Korea yang menurut gua terlalu berle (berlebihan).

"Itu sih juga. hehehe" Ana tertawa garing. "Lu mau ikutan gak?" tawar Ana lagi.
....Sial, dia selalu saja menari-nari di dalam pikiran ku. Annoying sekali dia.

...."Besok gimana? Soalnya aku ada kelas besok. Ok" aku mengangguk dan Ana langsung memeluk ku bahagia.

¯¯¯¯¯¯¯

Hari-hari ku di sekolah ku habiskan dengan belajar Bahasa Korea. Entah mengapa aku jadi ketagihan belajar Bahasa Korea walaupun awalnya, untuk menyembunyikan diri ku dari si manusia satu itu. Tapi gak papa lah toh, karena sering menghabiskan waktu di dalam kelas dan perpustakaan manusia itu gak pernah lagi menggejar ku. Mungkin juga karena sudah mau ada UN untuk kelas 12.
Syukur lah kalau begitu. Setidaknya hidup ku jadi damai sentosa tanpa dirinya. Kapan ya dia meninggalkan sekolah ini? Kan aku jadi bebas hidup tanpa gossip. Cape tahu tiap keluar kelas orang-orang selalu ngeliatin ku gak enak dan ngomongin tentang aku di belakang ku. Mending ngomongin yang baik ini malah ngomongin hal-hal yang enak di mereka, rugi di saya. Tapi enggak juga deh kadang mereka rugi karena idola mereka cuek sama mereka. Hahahaha... Lho, kok aku senang ya? Wah, udah gak beres nih sama otak ku. Mama tolong!!!!

¯¯¯¯¯¯¯

Beberapa bulan kemudian
"Alika, lu datang ke acara graduation nya para senior kan?" tanya Ana bersemangat. Hari ini, hari terakhir aku UAS dan tanda nya apa? Tandanya aku bakalan naik ke kelas 11 yuhuu... Seneng dong. Dan satu hal lagi yang bikin aku tambah seneng adalah graduation sekolah. Ini yang buat aku benar-benar bahagia karena di situ lah gossip-gossip tentang diri ku akan hilang secara perlahan walaupun aku pengen secara langsung.
"Hm, enggak tahu deh, Na" jawab ku sekenan nya. "Emang kenapa?"
"Gua pengen pergi kesana, Na tapi lu gak bisa. Ya udah deh gua sama Karin dan lain-lain" Ana terlihat benar-benar bersemangat untuk menghadiri acara graduation. Aku jadi curiga akan sikap Ana.
"Jujur sama gua kenapa lu mau pergi, Na?" tanya ku penuh selidik. Ana kalau sudah bersemangat seperti ini pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.
"Hehehe.. tahu aja lu, Ka" tuh kan apa ku bilang pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.
"Terus kenapa?" tanya ku gak sabaran.
"Gua kan OSIS ya, Ka jadinya gua harus datang. Hahahaha" Ana tertawa puas entah untuk apa.
"Hah? Jangan boong lu. Ntar kaya pinokio lho kalau boong" aku gak percaya akan jawaban Ana. Emang sih dia jadi anggota OSIS tapi nothing special di situ. Toh dia sebagai sekretaris bukan jabatan yang lain. Tunggu, apa sekretaris? So, its mean her possition is important. Pantes dia ngajakin ke acara graduation pasti ini ujung-ujung nya ke prom juga deh.
"Hehehe" Ana nyengir lagi. Pasti dia udah tahu apa yang ada di otak ku. Huh, sial karena terlalu deket kami jadi punya telepati deh. "Lu salah, Ka. Gua cuman gak mau aja ngeliat lu datang sendirian terus jadi orang dodong disana. Kalau masalah prom gua gak mau ngajak lu kok toh, gua udah di booking duluan sama ketua OSIS kita. Karena dia JONES di tinggal gebetan. Hahahaha" sial nih si Ana pasti puas banget ngeliat muka aku kaya orang bego.
"Gua juga mau ngasih tahu satu hal si, Ka. Sebenernya guru-guru request lu buat ngisi salah satu acara di graduation nanti. Mereka  mau lu nyanyi satu lagu aja untuk para senior dan orang tua yang akan datang nanti. Gimana bisa ya?" tuh kan bener pasti ada mau nya. Kalau kaya gini mana bisa nolak apa lagi guru-guru yang minta.
"Emang mereka tahu dari mana gua bisa nyanyi?"
"Kan waktu kelas vocal lu nyanyi lagu dari si Justin Bieber - What do you mean sambil main piano. Terus kan di rekam sama anak-anak dan Pak Valdi  then di upload ke medsos dan jadi lah begitu"
"Gua nyanyi sambil main piano juga or gimana?" tanya ku masih gak ngeh.
"Terserah elu maunya gimana. Tapi sih kalau gua boleh saran nih ya, elu lebih baik nyanyi sambil main piano aja kalau enggak pasti banyak yang mau ngiringin lu salah satunya...." Ana menggantungkan kata-katanya dan tanpa dia menjelaskan pun aku sudah tahu maksud nya.
"Oke fix, gua bakalan nyanyi sambil main piano"
"Oke nanti aku bilangi ke ketua panita graduation kalau elu jadi performance buat para senior. Makasih Alika ku tersayang. Kamu benar-benar bisa di harapkan" mulai deh Ana lebay nya keluar. "I love you, Alika" teriak Ana di dalam kelas. Untung aja kelas sudah sepi karena UAS sudah selesai kalau enggak bisa tambah parah nih orang.

¯¯¯¯¯¯¯

Acara graduation pun tiba. Dengan menggunakan dress warna merah selutut dan sepatu heels merah polos untuk melengkapi penampilan ku hari ini. Aku duduk di samping Ana karena kali ini Ana tidak mendapatkan tugas yang merepotkan dirinya sehingga dia bisa duduk dengan tenang.

"Oke, sekarang kita masuk ke acara yang di tunggu-tunggu oleh para senior, nih" kata MC acara ini yang di pandu oleh Ka Tian dan Karin.

"Acara apa itu, Kak?" tanya Karin pada Ka Tian. Jelaslah si Karin tanya itu karena dia kan murid baru walaupun sudah di briefing tetep aja penasaran.

"Acara kali ini tuh special banget, Rin" Ka Tian terlihat bersemangat untuk acara yang 'special' ini. "Kamu tahu kenapa?" Karin menggelengkan kepala nya. "Karena acara ini di isi oleh adik-adik kelas untuk para senior tercinta mereka" dan suara teriakan yang excited menggema di aula sekolah ini. Semoga gak runtuh ini bangunan. Kasihan sekali ya, para orang tua yang datang pasti mereka syok melihat kelakuan anak-anak murid disini dan juga bersyukur karena anak mereka tamat dari sini, sehingga anak-anak mereka gak bertambah parah.

Acara 'special' ini di awali dari penampilan anak-anak OSIS, anak dance, choir, sampai perwakilan dari tiap-tiap kelas. Hingga tibalah saat nya buat aku tampil karena tadi Ana mengingatkan ku untuk bersiap-siap. Ku minta satu microphone yang ngangur untuk penampilan ku nanti.

"Alika, gua tahu lu bisa. Fighting!" Ana memeluk ku sebagai tanda penyemangat untuk ku.

Setelah beatbox dari kelas sebelah aku menuggu suasana hening. Tadi Ana memberitahukan ku bahwa setelah penampilan dari kelas sebelah aku langsung maju bernyanyi untuk pada para senior, guru-guru dan orang tua yang hadir. Setelah keadaan hening tak ada lagi suara tepuk tangan dan siulan aku menyanyikan lagu yang menurut ku pas untuk para senior.

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terahir kali

Kita berbincang tentang memori di masa itu

Aku memulai bernyanyi dari lagu salah satu band terkenal di Indonesia Sheila on 7.  Banyak mata mencari keberadaan ku namun aku tetap percaya diri untuk melanjutkan lagu Kisah Klasik untuk Masa Depan  ini sambil menuju ke atas panggung yang tak jauh dari tempat duduk ku. Lampu sorot selalu mengikuti gerak gerik ku di ikuti siulan dari sana sini tapi tak berlangsung lama.

Peluk tubuhku usapkan juga air mataku

Kita terharu seakan tidak bertemu lagi

Bersenang-senanglah

Kar'na hari ini yang kan kita rindukan

Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah

Kar'na waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua

Ooh...

Dan aku sudah berada di atas panggung sambil memainkan piano. Ku lihat antusiasme senior, teman-teman ku, guru-guru bahwakan orang tua sangat tinggi.

Sampai jumpa senior ku

S'moga k'lian selalu

Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Sampai jumpa senior ku

S'moga kita selalu

Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Ku hentikan permainan piano ku. Keadaan menjadi hening seketika.

Bersenang-senanglah

Kar'na hari ini yang 'kan kita rindukan

Di hari nanti....

Setelah itu ku lanjut kan lagi bernyayi tanpa piano, ku panggil teman-teman ku yang sudah mengambil bagaian sebelum nya untuk membantu performance ku. Sebenarnya aku hanya memanggil mereka untuk menyanyi bersama, tapi entah mengapa mereka semua ikutan naik ke atas panggung untuk mendukung performance ku ini. Kami menyanyikan bagian refreain bersama-sama sambil bertepuk tangan, beatbox, dance, choir dan lain-lain. Bahkan piano yang ku pakai sudah di ambil alih oleh Ka Tian yang terkenal akan penampilan dewa nya saat bermain piano. Syukurlah aku bisa menyanyi tanpa harus main piano sedikir risih untuk saat ini.

Kami mengulang bagian refrain sebanyak 3x kali untuk menutup lagu ini.

"Terima kasih" kata ku sambil diiringi tepuk tangan yang meriah bahkan ada yang berdiri. "Sekali lagi, congratulation for the senior. All the best for you kakak-kakak" sambung ku sambil membungkuk kan badan ku tanda hormat ku pada mereka semua.

"Sungguh penampilan yang luar bisa dari adik kelas kita, Alika Azzhara" kata Ka Tian saat aku mau meninggalkan panggung.

"Luar biasa sekali ya, Kak semua kompak bernyanyi bersama Alika hari ini" sambung Karin.

"Alika, ini ada titipan dari salah satu orang tua murid" Kak Tian terlihat santai walaupun sedikit ngos-ngosan.

"Apaan sih, Kak?" tanya Karin kepo. Entah mengapa energi dia seperti tak habis. Padahal tadi dia dance bersama teman-teman sekelas nya dan tadi pun menari bersama ku di panggung. Tapi dia tetap terlihat tak ada lelah.

"Katanya udah ada cemewew belum?" terdengar nada tak setuju dari bawah panggung saat mendengar pertanyaan Kak Tian. Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan Kak Tian, secara aku gak ngerti dia tanya apa.

"Udah kali, Kak" jawab Karin atas pertanyaan Kak Tian. "Masa ketinggalan berita sih kan Alika udah jadian sama senior kita" sambung Karin. Dan tetap suara tak setuju terdengar kembali.

"Oh, itu jadi benaran?" sambung Kak Tian sedikit kaget. Aku hanya tersenyum dan diam saja padahal dalam hati aku dongkokl banget dan tak mau melihat ke arah manusia banyak senyum itu.

"Di jawab dong, Alika banyak yang kepo nih" cerocos Karin.
"Sudah lah, Karin, mungkin Alika malu. Jadi buat para penggemar Alika dan juga orang tua murid yang menginginkan Alika sayang sekali Alika sudah tidak available lagi" kata Kak Tian karena aku tetap terdiam. Aku hanya diam dan sedikit membungkuk kan badan ku. Ku tinggalkan aula sekolah dan pulang ke rumah. Aku sebal, marah dan BT. Mungkin orang-orang senang bila ada di posisi ku tapi tidak dengan ku. Karena ini akan menambah gossip yang beredar tentang diri ku apalagi tadi tak sengaja aku melihat si manusia banyak senyuman itu tersenyum. Argh, sebel!!!!

Yeah, I did it. Sorry ya lama heheehe :D Maklum lagi sibuk buat Final Exam jadinya kejar setoran untuk ngumpulin tugas deh -_-