Miss Lonely - Pamit

Aku kira apa rencana Ka Joe benar-benar bagus ternyata aku salah. Ka Joe malah membawa Ka Adi ke bandara bersama ku. Jadinya kami ketemu deh.

"Ka, kenapa Ka Adi disini?" tanya ku bingung.
"Gak tahu. Kamu tanya sendiri lah" jawab Ka Joe santai.
"Ana kenapa Ka Adi disini?" bisik ku pada Ana.
"Aku juga gak tahu, Al" jawab Ana bingung.
"Al" panggil Ka Bas membuat aku dan Ana berhenti berdebat.
"Sana samperin" kata Ana. Aku pun berjalan ke arah mereka yang tak jauh dari tempat aku dan Ana berada.
"Hai, cantik" sapa Ka Tian genit hingga membuat yang lain mencela sikap Ka Tian.
"Pesawat jam berapa?" tanya Ka Joe mengambil alih suasana.
"Jam dua, Ka. Ada sekitar setengah jam gitu lah" jawab kus etelah melihat jam blue navy di tangan kiri ku.
"Hm, soalnya ada yang mau pamit nih" sambung Ka Joe. Aku bingung mendengar ucapan dari Ka Joe.
"Iya nih, Al ada yang mau pamit tapi malu-malu gitu" ucap Ka Tian membuat aku tambah bingung. Mereka tertawa melihat sikap ku yang bingung.
"Udah jangan di godain ntar ada yang marah lagi" ucap Ana sambil merangkul ku.
"Siapa sih yang mau pamit? Oh, aku ingat" ucap ku semangat.
"Ingat apa, Neng?" tanya Ka Tian genit. Suasana yang tadinya serius berubah menjadi kesal akibat ulah Ka Tian. "Ye, gua kan mau mencairkan suasana" ucap Ka Tian tanpa rasa bersalah.
"Aku kan mau pergi, aku belum sempat pamit sama kalian semua" ucap ku akhirnya. "Maaf ya kalau aku punya salah sama kalian selama kalian kenal aku. Maaf juga kalau karena aku kalian jadi susah. Ku doakan semua yang terbaik untuk kalian semua. Terima kasih" ucap ku tanpa menangis. Aku lelah menangis. Mungkin ini saat yang tepat untuk menyatakan semuanya.
"Jangan gitu kek, Al" ucap Ana sedih. "Lu tuh gak pernha nyusahin kita lagi. Iya kan, Ka Adi?" tanya Ana kepada Ka Adi. Yang di tanya malah diam melihat ke arah ku tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Sudah lah biarkan mereka berdua" ucap Ka Joe sambil meninggalkan ku dengan Ka Adi, begitu pun dengan yang lain nya.

Aku bingung harus berbuat apa sekarang. Aku masih kesal dengan perbuatan Ka Adi yang membuat aku di harus menghadapi Karin dan teman-teman bully nya. Karena ku rasa tak ada yang perlu di bicarakan lagi, aku melangkah pergi dari hadapan Ka Adi.

"Al" panggil Ka Adi pelan saat aku ingin meninggalkan nya. Aku berhenti dan melihat ke arah Ka Adi. Apakah benar dia ingin memanggil ku? Ku perhatikan Ka Adi untuk melanjutkan apa yang ingin dia bicarakan, tapi ternyata tidak ada kelanjutannya. "Jaga diri mu baik-baik" itu ucapan Ka Adi sambil berlalu meninggalkan ku dengan sejuta pertanyaan. Tak lupa juga Ka Adi menepuk bahu ku seolah-olah membuat aku harus kuat dan semuanya akan baik-baik saja. Ku lihat Ka Adi berbicara dengan teman-teman nya dan orang tua ku. Masih di tempat ku dengan sejuta pertanyaan. Kenapa aku terlihat seperti orang bego ya karena perlakuan Ka Adi tadi?

Hingga akhirnya ku lihat Ka Adi memasuki ruang imigrasi dan siap menunggu pesawat. Dia mau kemana? Tanya ku dalam hati.

"Al" panggil mama saat aku masih diam melihat tingkah Ka Adi yang aneh itu. Akhirnya aku menghampiri mereka semua.
"Iya ma" jawab ku sopan.
"Sudah pamitnya?" aku mengangguk lemah. "Kita harus masuk sekarang" sambung mama.
"Keep contact ya, Al" ucap Ana kepada ku dengan sedih. Aku menganggukan kepala ku dan tidak ingin ada air mata karena kepergian ku hanya sementara.
"Na, kenapa sama Ka Adi?" tanya ku bingung sambil berbisik di dalam pelukan Ana.
"Dia mau pergi kuliah di luar, Al. Makanya tadi dia pamit sama kita-kita. Dan kebetulan terminal bandara dan jam nya gak jauh beda dengan punya lu" jawab Ana sambil berbisik.
"Oh" jawab ku singkat dan tidak peduli.
"Kok cuman Ana aja sih yang di peluk? Aa Tian enggak nih?" tanya Ka Tian memelas.
"Lu berani? Awas, nanti di marahin sama Adi lho" ancam Ka Joe kepada Ka Tian. Ka Tian berhenti memelas karena mendengar ancaman dari Ka Joe.
"Aku pamit ya, Ka" ucapku kepada Ka Tian, Ka Bas dan Ka Joe. Untuk Ka Joe aku peluk karena sudah ku anggap seperti abang sendiri.
"Kok Joe boleh?" tanya Ka Tian tak terima.
"Kan dia abang aku" ucapku mantab.
"Hati-hati ya"
"Safe flight"
"Cie nyusul ayang" ucap Ana, Ka Joe dan Ka Tian. Kalau Ka Bas sudah pasti diam saja dan tak banyak tingkah. Aku hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepada mereka semua dan papa. Mama menggenggam tanganku saat kami menuju ruangan imigrasi.

Goodbye Indonesia, Welcome Korea!! Be nice with, please - ini harapan ku di tempat baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Miss Lonely- The Beginning

Miss Lonely - Graduation

Rasa