Miss Lonely - Prom
Cuplikan cerbung sebelumnya :
"Lik, penampilan lu bagus banget lho. Gua gak nyangka lu bawain lagu Kisah Klasik untuk Masa Depan dengan gaya begitu. Ckckck gua gak nyangka euy" puji Ana pada ku. Aku merasa tersanjung atas pujian Ana.
"Alika, Ana, sini buruan" panggil Dipta teman sekelah ku yang anak OSIS juga.
"Ada apa, Dip?" tanya Ana pada Dipta saat kami sudah duduk di bangku yang sebelumnya.
Ana menarik ku untuk ikut berfoto bersama para senior-senior yang lain. Aku ikut menikmati acara ini. Tak jarang pula aku ikut mengabadikan nya di ponselku.
"Kamu itu ya kenapa lari-lari sih?" Ka Adi sudah berada di samping ku. Dia membuka heels ku dan memijat kaki ku. "Masih sakit gak?" tanya nya lembut. Aku hanya terdiam dan pura-pura tak dengar. Malu tahu diliatin banyak orang pasti jadi gossip lagi deh.
"Alika, lu mau gak ikut ke prom bareng gua?" tanya Kak Adi tiba-tiba.
"Lik, penampilan lu bagus banget lho. Gua gak nyangka lu bawain lagu Kisah Klasik untuk Masa Depan dengan gaya begitu. Ckckck gua gak nyangka euy" puji Ana pada ku. Aku merasa tersanjung atas pujian Ana.
"Alika, Ana, sini buruan" panggil Dipta teman sekelah ku yang anak OSIS juga.
"Ada apa, Dip?" tanya Ana pada Dipta saat kami sudah duduk di bangku yang sebelumnya.
Ana menarik ku untuk ikut berfoto bersama para senior-senior yang lain. Aku ikut menikmati acara ini. Tak jarang pula aku ikut mengabadikan nya di ponselku.
"Kamu itu ya kenapa lari-lari sih?" Ka Adi sudah berada di samping ku. Dia membuka heels ku dan memijat kaki ku. "Masih sakit gak?" tanya nya lembut. Aku hanya terdiam dan pura-pura tak dengar. Malu tahu diliatin banyak orang pasti jadi gossip lagi deh.
"Alika, lu mau gak ikut ke prom bareng gua?" tanya Kak Adi tiba-tiba.
¯¯¯¯¯¯¯
"Alika ada Ana di bawah sayang" kata mama dari luar pintu kamar ku. Setelah kejadian kemaren aku mengurung diri di kamar. Mama heran melihat aku sudah pulang sudah berada di depan rumah. Mama yang baru selesai arisan komplek langsung membuka pintu dan membawa ku masuk ke dalam dalam keadaan marah. Baik mama maupun papa, mereka memberikan aku waktu untuk berfikir dengan tenang. Mereka tidak bertanya apa-apa tentang penampilan ku kemarin dan tak lupa membawakan aku makanan.
"Al, ini gua Ana" panggi Ana dari luar. Aku menghampirinya dan membuka pintu tanpa bersuara sama sekali. "Ada apa sih, Al kok lu jadi kaya begini?" tanya Ana bingung. "Cerita dong sama gua" paksa Ana pada ku. Aku hanya mengeluarkan HP ku. Ana melihat dengan serius. "Cantik kok, Al. Gua gak nyangka koment anak-anak seperti ini" ucap Ana semangat. Aku berdecak kesal karena Ana gak peka. "Soal haters gak usah di pikirin, Al" ucap Ana seolah dia mengerti apa yang ada di pikiran ku. "Mereka cuman sirik aja sama, lu kenapa Ka Adi mau ngejar lu" aku masih tak peduli dengan ocehan Ana. "Lu tahu, setelah itu Ka Adi ngejar lu ke parkiran tapi lu udah balik duluan. Mau ngejar lu naik mobilnya parkiran rame banget dan ortu nya masih ada di dalam" aku bersyukur karena parkiran rame Ka Adi tak bisa mengejar ku lagi. "Dan dia datang ke gua minta nomor telepon lu sama alamat rumah" wait, jadi selama ini bukan dia? "Dia bilang mau mastiin lu baik-baik aja apa enggak. Gua ragu buat ngasih nomer lu, karena lu bilang suka ada orang iseng yang ngancam elu kan? Terus gua bilang aja sama dia gua bakalan kasih ke elu asal lu cari tahu siapa orang yang ngancam elu itu dan dia langsung setuju"
"Jadi siapa orang itu?" tanya ku sinis.
"Entah lah. Ka Adi belum kabarin gua lagi. Padahal ini sudah tiga hari dari acara graduation" aku ngerti pasti susah untuk mencari orang iseng itu. Apa lagi di Indonesia gampang sekali membeli nomor tanpa memberikan identitas yang asli. Tiba-tiba HP ku berbunyi, membuat ku dan Ana kaget. "Angkat gih, Al" kata Ana saat melihat ku tak bergeming.
"Gua gak kenal, Na" jawab ku cuek. Pasti orang iseng lagi yang ngerjain aku.
"Lu loudspeaker aja. Nanti kalau macam-macam gua yang handle" kata Ana meyakin kan ku. Ku angkat telepon dari orang tak di kenal ini.
"Hai light" kata suara di sebrang sana. Aku malas menjawab dan diam saja. "Aku tahu orang nya siapa" sambung nya to-the-point. "Kamu datang ke prom ya. Nanti di situ akan ada surprise buat dia. Jangan ngurung diri terus kasihan mama kamu. Bye cantik" Ka Adi memutuskan telepon. Siapa lagi yang panggil aku LIGHT kalau bukan Ka Adi. Entah dari mana dia dapat ide ini.
"Alika, ayo makan gua laper nih" ajak Ana padaku.
"Emang lu gak makan dulu sebelum kesini?" tanya ku kesal.
"Enggak. Gua pengen masakan mama lu aja lebih enak dari pada restoran Tante Juli"
"Huh, dasar" aku dan Ana segera keluar dari kamar ku dan menuju meja makan. Mama terlihat senang melihat ku berada di meja makan.
"Ma, lapar" kataku manja pada mama.
"Duduk sayang. Mama sudah masak sayur asam kesukanan kamu" kata mama sambil menyendok nasi buat ku.
"Biar Alika aja, ma" kata ku mengambil alih kerjaan mama.
"Ana, kamu juga makan kan?" tanya mama pada Ana yang sudah duduk di sebelah ku.
"Tentu dong tante. Boleh nambah kan?" tanya Ana semangat.
"Enggak lu makan sedikit aja" kata ku jail.
"Ih, peli lu" balas Ana tak mau kalah.
"Boleh kok Ana. Tante senang lagi kalau makanan di meja makan habis" kata mama sambil tersenyum. "Habis nya sudah beberapa hari ini makanan di sini tak habis-habis" mama menyindir ku. Dapat ku lihat mama berusaha tegar walaupun matanya terlihat sedih karena aku tak mau makan itu pun hanya sedikit sekali.
"Ah, mama. Sekarang kan Alika sudah makan" rajuk ku pada mama.
"Tahu nih tante. Kan ada Ana tenang aja kalau Alika gak makan Ana yang habisin" ucap Ana membuat suasana menjadi santai lagi.
Setelah kami mengambil makanan masing-masing kami berdoa yang dipimpin oleh Ana.
"Gimana acara nya sukses?" tanya mama ragu saat kami masih makan di meja makan.
"Sukses kok, ma" jawab ku senang.
"Banget tante. Banyak orang tua yang terpesona akan penampilan Alika. Malah ada yang ingin Alika jadi mantunya" mama tertawa mendengar ucapan Ana sedangkan aku kaget mendengar candaan dari Ana. Dasar frozen.
"Syukurlah kalau begitu" kata mama senang. Makan siang hari ini di penuhi dengan tawa bahagia dari dalam rumah. Apalagi melihat mama banyak tersenyum membuat ku senang. Benar kata Ka Adi aku membuat mama sedih kalau terus-terusan mengurung diri di kamar.
¯¯¯¯¯¯¯
"Habis ini apa rencana kalian?" tanya mama saat kami sedang santai di ruang tamu.
"Aku pengen belanja buat keperluan prom tante" jawab Ana antusia.
"Kamu enggak ikut, Al?" tanya mama hati-hati. Entah mengapa mama jadi hati-hati bicara tentang kegiatan sekolah setelah melihat ku mengurung diri di kamar.
"Enggak tahu ma" jawab ku santai.
"Lu gak datang, Al?" aku hanya menaikan kedua bahu ku untuk menjawab keheranan Ana. "Lu gak mau tahu siapa 'orang' nya?" tanya Ana hati-hati.
"Mau lah" jawab ku santai.
"Terus kenapa lu gak datang?" tanya Ana dengan keheranan nya.
"Kan lu bisa kasih tahu gua nanti" jawab ku acuh.
"Lu kira, Ka Adi mau kasih tahu gua gitu? Ya enggak lah oneng. Dia kan mau nya lu liat sendiri orang nya bukan malah di wakil kan" ucap Ana panjang kali lebar.
"Ya udah gua datang. Tapi sama elu ya" aku memberikan syarat.
"Ya udah. Berarti gua nginep disini aja" ucap Ana santai.
"Ya udah kalau gitu ayo kita hunting keperluan kalian" ucap mama bersemangat.
"Alika siap-siap dulu, ma" kata ku sambil menuju kamar. Setelah mandi dan berdandan alar kadarnya aku keluar dan siap untuk pergi.
¯¯¯¯¯¯¯
"Kita makan malam di luar aja ya" usul mama pada kami. Karena terlalu asik hunting barang-barang buat prom night kami tak sadar bahwa matahari sudah tidur.
"Papa gimana, ma?" tanya ku pada mama. Sebenarnya aku senang sekali karena sudah jarang kami makan di luar bertiga. Apalagi sekarang ada Ana.
"Papa lagi nyusul kesini" ucap mama.
"Tapi jangan di restoran Tante Juli ya, tan" request Ana.
"Aku mau kesana ah. Lagian lu kan harus minta ijin sama tante lu dan ambil keperluan lu untuk beberapa hari di rumah gua" kata ku tak menghiraukan permintaan Ana.
"Bagaimana, Ana kamu setuju?" tanya mama sopan.
"Iya udah deh gak papa. Demi tuan putri saya siap sedia" ucap Ana sambil memeletkan lidah nya. Aku dan mama tertawa.
¯¯¯¯¯¯¯
"Ada yang bisa mama bantu, ladies?" tanya mama pada kami saat kami sedang bersiap-siap untuk pergi ke prom night. Tapi karena terlalu asik sendiri mama diam saja.
"Ma, bantuin dong" ucap ku manja. Mama beranjak dari tempat duduk nya ke arah ku.
"Mau apa sayang?" tanya mama lembut.
"Make up in aku dong" sahut ku.
"Aku juga ya tant" sambung Ana. Mama menganggukan kepala dan tersenyum. Setelah mama mendandani aku dan Ana kami bersiap-siap untuk pergi. Tema prom night malam ini adalah Mask Party. Aku sudah menyiapkan topeng hitam dengan bulu-bulu berwarna merah di ujung kanan topeng ku. Sedangkan Ana memilih topeng cat women. Entah lah mengapa di memilih topeng seperti itu.
"Ma, aku pergi ya" pamit ku pada mama saat Mang Udin udah siap di depan.
"Ana juga tante pergi dulu ya" pamit Ana pada mama.
"Hati-hati ya, Nak" ucap mama. "Ana, titip Alika ya, jangan di biarkan dia kabur sendirian" pesan mama pada Ana.
"Tenang tante, aku siap jadi bodyguard nya Alika" jawab Ana mantab.
"Udah ah, Alika sama Ana pamit ya" kata ku sambil mencium tangan mama begitu juga dengan Ana.
Dalam perjalanan aku dan Ana tak habis-habisnya bercerita tentang senior-senior kami yang sudah tamat SMA. Maklum saja Ana tahu banyak berita-berita seperti ini karena dia menjadi anggota OSIS sedangkan aku menutup diri karena tahu berita-berita itu tak jauh tentang diri ku dan Ka Adi. Ngomongin soal Ka Adi aku jadi penasaran siapa ya yang suka meneror ku?
"Al, kita sudah sampe nih" panggil Ana membuyarkan rasa penasaran ku.
"Mang Ujang nanti Alika telepon ya" pesan ku pada Mang Ujang sebelum turun dari mobil.
"Iya, Neng" sahut Mang Ujang.
Aku dan Ana berjalan bersamaan menuju ballroom hotel ternama di Jakarta tak lupa topeng di wajah kami masing-masing. Saat kami tiba di dalam, sudah banyak orang yang menggunakan topeng berlalu lalang kesana-kemari. Aku dan Ana langsung pergi menuju makanan yang tersedia. Peduli amat dengan mata yang memandang kami toh aku pake topeng ku gak ada yang kenal.
"Al, gua ke tempat Ka Tian dulu ya. Dia udah bawel nih gua gak jalan bareng dia" pamit Ana padaku. Memang acara baru di mulai beberapa menit yang lalu dan Ana masih tetap bersama ku menikmati makanan yang tersedia sedangkan para anggota OSIS yang lain hilir mudik.
"Ya udah" jawab ku santai sambali mencari bangku kosong buat duduk. Ana pergi meninggalkan ku saat kepala sekolah naik ke atas panggung. Beliau memberikan kata sambutan sebelum acara ini officialy di mulai. Aku menemukan dua bangku kosong buat ku dan Ana. Tiba-tiba seorang pria asing duduk di samping ku. Aku tak tahu dia siapa karena wajahnya di tutupin topeng. Dia memberikan aku sebuah kertas. Aku bingung harus berbuat apa tapi dia memamksa untuk menerimanya. Aku terima surat itu dan mulai membaca isinya. Aku shocked. Aku mencari Ana tapi dia tidak ada di sekitar panggung. Pria asing ini juga sudah menghilang entah kemana. Orang-orang yang duduk di meja ku ini pun sudah tak ada lagi. Aku bingung harus berbuat aku. Aku mencoba menghubungi Mang Udin tapi HP nya Mang Udin sibuk. Aku mulai kalut. Tiba-tiba ada orang yang membawaku ke lantai dansa. Aku tak bisa menolak karena dia benar-benar memaksa ku untuk berdansa. Apa yang harus aku lakukan? Tolong aku....
Segini dulu ya guys, hehehe makasih dan selamat malam. Btw, welcome December be nice to us because you're special :D
Nice kak
BalasHapusMakasih Tian, btw ini bersambung lho...
Hapus